Nama : Asterina erna
Nim : 611200135
Kelas : B-pagi
Prodi : P.Tik
Mata kuliah : ISBD
RUMAH Panjang yang terdapat di
Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu aset pemerintah
untuk dijadikan objek wisata. Rumah adat Dayak ini berdiri megah di kaki bukit
dengan hamparan sawah hijau di sekelilingnya. Keindahan seni bentuk dan
berbagai karya patung berada di dalam bangunan itu. Hanya saja tempat wisata
ini kurang populer dan jarang dikunjungi oleh para wisatawan. Hanya pada acara
tertentu saja rumah panjang dijadikan sebagai tempat kegiatan seperti acara
ritual keagamaan dan naik dango bila musim panen tiba. Sehingga pada hari-hari biasa
obyek wisata itu sepi pengunjung. Selain itu rumput-rumput panjang sudah mulai
menghiasai lingkungannya.
Bangunan yang ada taman dan kolam, tersebut sayang bila tidak terurus dan ditata lebih baik lagi. Karena bangunan itu melambangkan suatu kekhasan daerah dan jarang ditemui di tempat-tempat lainnya. Kalau pun ada di daerah lain tentu tidak sama persis dengan rumah panjang Samalantan.
Bangunan yang ada taman dan kolam, tersebut sayang bila tidak terurus dan ditata lebih baik lagi. Karena bangunan itu melambangkan suatu kekhasan daerah dan jarang ditemui di tempat-tempat lainnya. Kalau pun ada di daerah lain tentu tidak sama persis dengan rumah panjang Samalantan.
Untuk
kelestarian rumah adat tersebut Pemkab harus serius menangani, sehingga keberadaan
bangunan itu selalu terawat dan tertata rapi. Apalagi letak rumah panjang
sangat strategis, jika warga yang akan pergi ke Kabupaten Bengkayang-Kota
Singkawang harus melewati Samalantan. Letak bangunan itu sekitar 300 meter dari
jalan provinsi, sehingga dapat dilihat bila warga melintas dengan kendaraan.
Adat istiadat yang di tekunin dan di peluk oleh nenek moyang dari dulu.
tahun ketahun mulai menghilang. Setiap
gawai dayak (naik dango). dulu di selengarakan dengan meriah di rumah adat itu.
Tapi 2 tahun belakangan ini sangat tidak meriah. Bahkan tahun 2012 kemarin
tidak di rayakan sama sekali. Budaya di samalantan sudah berkurang. Adat
istiadat sudah hlang sedikit demi sedikit. Dulu mayoritas masyarakat samalantan
sangat erat dan dekat dengan adat istiadati. masyarakat Sangat bersemangat mengelar naik dango, Teapi sekarang. Satu
persatu warga meningalkan adat karna kurangnya dana dari pemerintah. Dan
malasnya melihat panitia seenaknya saja mencaari duit dari naik dango tersebut.
Jadi nya rasa kekeluargaan dan kebersamaan itu sudah menghilang.
Di tambah pengaruh lain misalnya saat naik dango di adakan. Bersamaan
dengan gestrek motor di pasir panjang, otomatis warga lebih mengejar gestrek
dari pada naik dango di samalantan. Karna menurut pendapat warga, naik dango di
selengarakan tiap tahun dan acaranya sama aja gak ada yang berubah itu itu saja
jadi mereka meraasa bosan dan pengen menonton yang lain. Jadi nya mereka lebih
memilih gestrek di bandingkan ikud acara naik dango.
Dan juga di rumah
panjang/rumah betang Cuma ada hiburan orgen tunggal dengan pakaian yang sopan.
Sedangakan di tempat lain ada hiburan band 99 yang penyanyi dan penari nya
hanya memakai busana mini-mini. Jadi banyak orang yang menonton band 99 dengan
lagu music yang lebih modern dan masa kini di bandingkan orgen tunggal yang
menyanyika lagu-lagu dayak daerah. Dari surpey tersebut banyak orang yang
menciptakan lagu dayak pop dangdut kereatif. Yang di campur-campur dengan music
dandut dan rock di iringi dengan gitar,dram,orgen dan alat music modeen yang
lain nya. Padahal music dayak sebenarnya
hanya di iringi dengan gitar sape,gonk besar,gong kecil,suling,dan alat music
lainya kas dayak. Tapi di jaman saat ini sudah berubah semua. Semua di
kolaborasikan dengan yang modern dan yang saat tenar-tenarnya. Banayak hal yang
bisaa mempengaruhi budaya di samalantan. Yang saya takut kan budaya dayak itu
akan hilang seiring nya berjalanya waktu. Karna semua masarakat beralla ala
masa kini bukan masa dulu. Cara mengatasi nya warga harus sadar betapa indah
dan uniknya budaya dayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar